Gejala Awal Penyakit Jantung
Mudah lelah dan sesak nafas adalah dua gejala awal payah jantung. Segeralah ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan.
Anda mudah lelah saat melakukan aktivitas sederhana, seperti naik tangga atau berjalan dalam jarak pendek? Bisa jadi, itu gejala payah jantung atau yang dalam dunia kedokteran disebut gagal jantung. Jika gejala itu tidak dihiraukan, bisa berakibat fatal dan mungkin menyebabkan kematian mendadak.
Selain itu, karena kapasitas pompa jantung berkurang, darah yang berasal dari paru menumpuk di bilik jantung sebelah kiri. Akibatnya terjadi sesak napas. Awalnya, sesak napas terjadi hanya saat melakukan aktivitas fisik, karena saat itu tubuh membutuhkan lebih banyak oksigen dan jantung harus berdenyut lebih cepat. Pada tahap selanjutnya, sesak napas terasa bahkan pada saat beristirahat.
Sulit bernafas juga bisa dirasakan saat berbaring mendatar. Untuk mengukur tingkat keparahannya, dokter sering menanyakan berapa banyak bantal yang digunakan untuk mengurangi sesak nafas. Semakin banyak bantal digunakan, semakin parah tingkat sesak nafas yang dialami penderita.
Karena darah dari paru-paru kurang dapat dipompa jantung ke seluruh tubuh, darah menumpuk di pembuluh darah paru dan merembes ke aveoli. Akibatnya, terjadi pembesaran paru atau edema paru (akumulasi cairan di paru-paru). Fungsi paru-paru akan terganggu dan penderita kesulitan bernapas. Penderita akan sering terbatuk-batuk, yang dapat disertai dahak berdarah.
Penumpukan darah juga akan berakibat pada pembesaran pembuluh darah di leher, atau akumulasi cairan di antara paru dan dinding dada, yang disebut efusi pleura. Kondisi ini akan menyebabkan nyeri dada dan sesak napas. Sementara terhambatnya aliran darah di perut menyebabkan pembesaran hati (hepatomegali) dan mungkin limpa (splenomegali).
Hal ini menyebabkan keterbatasan fungsional organ-organ itu. Sering, aliran empedu terhambat sehingga menimbulkan gejala penyakit kuning. Dalam kasus yang parah, retensi cairan terjadi di dalam perut sehingga membusung. Istilah teknis untuk ini adalah ascites. Retensi air juga mungkin terjadi di lengan dan kaki, terutama pergelangan kaki dan tungkai bawah, menyebabkan pembengkakan atau edema di kaki atau tangan. Dokter akan mendiagnosis gagal jantung berdasarkan gejala dan pemeriksaan fisik.
Tes penunjang dibutuhkan untuk mengetahui penyebab dan jenis gagal jantung. Tes-tes tersebut mungkin termasuk :
1. Tes darah
2. Rontgen toraks
3. Elektrokardiogram (EKG) untuk memeriksa sistem listrik jantung
4. Ekhokardiogram untuk melihat ukuran dan bentuk jantung dan seberapa baik memompa
5. Kateterisasi jantung untuk memeriksa jantung dan pembuluh arteri koroner.
6. Tes stress jantung untuk mencari penyakit arteri koroner
Mudah lelah dan sesak nafas adalah dua gejala awal payah jantung. Segeralah ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan.
Anda mudah lelah saat melakukan aktivitas sederhana, seperti naik tangga atau berjalan dalam jarak pendek? Bisa jadi, itu gejala payah jantung atau yang dalam dunia kedokteran disebut gagal jantung. Jika gejala itu tidak dihiraukan, bisa berakibat fatal dan mungkin menyebabkan kematian mendadak.
Selain itu, karena kapasitas pompa jantung berkurang, darah yang berasal dari paru menumpuk di bilik jantung sebelah kiri. Akibatnya terjadi sesak napas. Awalnya, sesak napas terjadi hanya saat melakukan aktivitas fisik, karena saat itu tubuh membutuhkan lebih banyak oksigen dan jantung harus berdenyut lebih cepat. Pada tahap selanjutnya, sesak napas terasa bahkan pada saat beristirahat.
Sulit bernafas juga bisa dirasakan saat berbaring mendatar. Untuk mengukur tingkat keparahannya, dokter sering menanyakan berapa banyak bantal yang digunakan untuk mengurangi sesak nafas. Semakin banyak bantal digunakan, semakin parah tingkat sesak nafas yang dialami penderita.
Karena darah dari paru-paru kurang dapat dipompa jantung ke seluruh tubuh, darah menumpuk di pembuluh darah paru dan merembes ke aveoli. Akibatnya, terjadi pembesaran paru atau edema paru (akumulasi cairan di paru-paru). Fungsi paru-paru akan terganggu dan penderita kesulitan bernapas. Penderita akan sering terbatuk-batuk, yang dapat disertai dahak berdarah.
Penumpukan darah juga akan berakibat pada pembesaran pembuluh darah di leher, atau akumulasi cairan di antara paru dan dinding dada, yang disebut efusi pleura. Kondisi ini akan menyebabkan nyeri dada dan sesak napas. Sementara terhambatnya aliran darah di perut menyebabkan pembesaran hati (hepatomegali) dan mungkin limpa (splenomegali).
Hal ini menyebabkan keterbatasan fungsional organ-organ itu. Sering, aliran empedu terhambat sehingga menimbulkan gejala penyakit kuning. Dalam kasus yang parah, retensi cairan terjadi di dalam perut sehingga membusung. Istilah teknis untuk ini adalah ascites. Retensi air juga mungkin terjadi di lengan dan kaki, terutama pergelangan kaki dan tungkai bawah, menyebabkan pembengkakan atau edema di kaki atau tangan. Dokter akan mendiagnosis gagal jantung berdasarkan gejala dan pemeriksaan fisik.
Tes penunjang dibutuhkan untuk mengetahui penyebab dan jenis gagal jantung. Tes-tes tersebut mungkin termasuk :
1. Tes darah
2. Rontgen toraks
3. Elektrokardiogram (EKG) untuk memeriksa sistem listrik jantung
4. Ekhokardiogram untuk melihat ukuran dan bentuk jantung dan seberapa baik memompa
5. Kateterisasi jantung untuk memeriksa jantung dan pembuluh arteri koroner.
6. Tes stress jantung untuk mencari penyakit arteri koroner
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar