Pulau Morotai Akan Dijadikan Cagar Budaya

Bookmark and Share

Sejumlah pengunjung mengamati monumen Jenderal Douglas Mc Arthur di pulau Zum Zum, Morotai, Maluku Utara, (6/6). Monumen tersebut dibangun sebagai napak tilas keberadaan panglima perang sekutu, Jenderal Douglas Mc Arthur yang menjadikan pulau tersebut sebagai tempat persembunyian pada Perang Dunia II. ANTARA/Prasetyo Utomo

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Wiendu Nuryanti mengatakan pemerintah sudah berkomitmen mengembangkan wisata sejarah di Pulau Morotai, Kabupaten Morotai, Maluku Utara. Pulau yang pernah dijadikan pangkalan angkatan udara sekutu ini akan dijadikan cagar wisata budaya dan sejarah. “Kami akan mengembangkan wisata sejarah di sana,” kata Wiendu saat dihubungi, Ahad, 26 Agustus 2012.

Menurut Wiendu, saat ini pemerintah sudah menyiapkan cetak biru pengembangan wisata sejarah di Morotai. Pemerintah sudah melakukan inventarisasi peninggalan perang dunia II yang masih tersisa di pulau itu.

Sebagai permulaan, pada puncak Sail Morotai yang akan digelar 15 Oktober nanti, pemerintah akan meluncurkan pembangunan museum Perang Dunia II di Morotai. “Kami menyadari banyak sekali peninggalan perang seperti kapal perang yang tenggelam, dan peninggalan Perang Dunia II lainnya yang tersebar di Morotai."

Museum Perang Dunia II kata Wiendu akan dibangun melalui kerjasama dengan Yayasan Mc Arthur yang bermarkas di Amerika Serikat. Mc Arthur merupakan jenderal perang Sekutu saat melawan basis tentara Jepang di kawasan pasifik. Pengembangan cagar wisata sejarah di Morotai juga akan menggandeng beberapa pihak dari Jepang, Australia, dan Amerika Serikat.

Saat ini pemerintah daerah Maluku Utara kata Wiendi sudah mulai mengumpulkan sisa Perang Dunia II yang ada. Beberapa barang yang terkumpul sudah disimpan di gudang milik pemerintah daerah di Ternate. Pemerintah pun kini masih mengupayakan ganti rugi terhadap beberapa benda peninggalan yang masih disimpan oleh masyarakat setempat.

Untuk peninggalan sejarah yang masih tenggelam dan terkubur di beberapa titik, pemerintah kata Wiendu dalam waktu dekat akan melakukan kajian. Ada kemungkinan sisa peninggalan yang ada akan tetap dibiarkan, tidak diangkat dan dijadikan situs bersejarah.

Kata Wiendu, nilai sejarah di Morotai tidak hanya berkaitan dengan Perang Dunia II. Saat pembebasan Irian Barat melalui operasi Tri Komando Rakyat, Morotai juga menjadi pusat pangkalan Udara Tentara Nasional. Karenanya, selain mengembangkan Museum Perang Dunia II pemerintah juga akan membangun Museum Trikora.

Pelaksanaan Sail Morotai nanti diharapkan akan menjadi momen pembuka untuk mengembangkan cagar budaya Morotai. “Kami berharap, keberadaan cagar budaya Morotai nantinya akan menjadi pembelajaran berharga bagi generasi muda.”

IRA GUSLINA SUFA

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar

Powered By Blogger