Tes adalah faktor penting dalam dianogsa maupun tata laksana hepatitis B. Seringkali hepatitis B baru terdeteksi pada tahap lanjut karena minimnya gejala atau diabaikannya gejala awal pasien.
"Saat ini tersedia dua jenis tes untuk memonitor hepatitis B kronis. Bila digunakan secara tepat, keduanya bisa melengkapi satu sama lain dan membantu dokter dalam memonitor respon pasien terhadap pengobatan serta untuk menyesuaikan pengobatan dengan kebutuhan masing-masing pasien," ungkap Henry Chan, Director of Cheng Suen Man Shook Centre for Hepatitis Research dalam temu media di Jakarta, Selasa (12/7/2011).
Cara ini akan memberikan manfaat yang sangat besar dalam penanganannya karena dokter dapat merespon dengan cepat dan tepat sehingga progresifitas penyakit pun berkurang. Terapi hepatitis B kronis dilakukan karena tidak terdeteksinya HBsAg pasien.
"Data terbaru menunjukkan tidak terditeksinya HBsAg berhubungan erat dengan berkurangnya progresifitas virus dalam menyebabkan sirosis dan kanker hati sekaligus meningkatkan kualitas hidup pasien berkat daya tahan tubuh terhadap virus," ungkapnya.
Selain itu studi menunjukkan kombinasi level HBsAg dan level HBV DNA dapat menentukan siapa pasien yang bukan pembawa virus, sehingga tidak perlu terapi dan siapa pasien yang mendapatkan manfaat optimal dari terapi.
tribunnews.com
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar