Apa yang akan kita lakukan ketika seekor lalat yang jatuh di sebuah gelas berisi air? Tentu saja kita akan membuangnya. Bagaimana dengan airnya? Tentu dibuang juga, karena air itu sumber penyakit yang dibawa si lalat kotor. Benarkah demikian?
Jangan buru-buru membuang lalat yang jatuh di sebuah air berisi gelas. Sesekali menjelajahlah ke www.islamicmedicine.org. Anda akan menemukan sebuah fakta menarik dan mengejutkan. Betapa tidak, lima belas abad yang lalu, Rasulullah Saw pernah membahas masalah ini. Dalam sebuah hadist, Nabi Saw bersabda, “Apabila seekor lalat masuk ke dalam minuman salah seorang kalian, maka celupkanlah ia, kemudian angkat dan buanglah lalatnya sebab pada salah satu sayapnya terdapat penyakit dan pada sayap lainnya ada obatnya (HR. Bukhari, Ibnu Majah, dan Ahmad)
Dalam riwayat lain: “Sungguh pada salah satu sayap lalat ada racun dan pada sayap lainnya obat, maka apabila ia mengenai makananmu maka perhatikanlah lalat itu ketika hinggap di makananmu, sebab ia mendahulukan racunnya dan mengakhirkan obatnya” (HR. Ahmad, Ibnu Majah).
Mulanya orang-orang tidak mengetahui, apa istimewanya sih seekor lalat? Yang kita tahu, lalat adalah seekor serangga menjijikan yang seringkali dianggap vektor (media) penyebar penyakit karena hidup di tempat kotor. Namun, adanya hadist ini mendorong para ilmuwan untuk meneliti lebih lanjut tentang lalat. Percobaan ilmiah kontemporer sudah dilakukan untuk mengungkapkan rahasia di balik hadits ini. Ternyata memang ada kekhususan pada salah salah satu sayapnya yang sekaligus menjadi penawar atau obat terhadap bakteri yang berada pada sayap lainnya. Oleh karena itu, apabila seekor lalat dicelupkan ke dalam air keseluruhan tubuhnya, maka bakteri-bakteri yang menjadi kuman penyakit akan mati. Hal ini telah dibuktikan secara ilmiah. Lalat memproduksi zat sejenis enzim yang sangat kecil yang dinamakan Bakter Yofaj, yaitu tempat tumbuhnya bakteri. Dan tempat ini menjadi tumbuhnya bakteri pembunuh dan bakteri penyembuh yang ukurannya sekitar 20:25 mili mikron.
Dr. Yusuf Qardawi pun pernah membahas masalah hadist tentang lalat ini dalam fatwa kontemporer. Namun, kesimpulannya tetap sama bahwa dalam tubuh lalat memang terdapat baktiofage yang disinyalir akan membunuh kuman-kuman penyakit. Namun kita tidak pernah tahu, dimanakah letak sayap yang mengandung penyakit dan sayap yang mengandung penawar. Oleh karena itulah, jika seekor lalat mengenai makanan atau minuman, maka harus dicelupkan keseluruhan badan lalat tersebut agar keluar zat penawar bakteri tersebut.
Dr. Amin Ridha, Dosen Penyakit Tulang di Jurusan Kedokteran Univ. Iskandariyah, telah melakukan penelitian tentang “hadits lalat ini” dan menegaskan bahwa di dalam rujukan-rujukan kedokteran masa silam ada penjelasan tentang berbagai penyakit yang disebabkan oleh lalat. Dan di zaman sekarang, para pakar penyakit yang mereka hidup berpuluh-puluh tahun, baru bisa mengungkap rahasia ini, padahal hadist ini sudah ada semenjak lima belas abad yang lalu. Kurang lebih 30-an tahun yang lalu mereka menyaksikan dengan mata kepala sendiri obat berbagai penyakit yang sudah kronis dan pembusukan yang sudah menahun adalah dengan lalat.
Subhanallah, membaca literatur ini, kita tentu takjub. Ternyata benarlah firman Allah Swt dalam surat Ali Imraan 190-191.
“ALI IMRAAN. (190). “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, 191. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.”
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar