‘Cukup, asalkan Barokah’
Mungkin sering terdengar ditelinga kata-kata seperti itu. barokah – lidah jawa biasanya lebih enak bilang ‘berkah‘ -, walaupun sering saya mendengarnya, saya baru tahu definisi kata ini beberapa waktu yang lalu,
Secara harfiah, barokah berarti an-nama’ waz ziyadah yakni tumbuh dan bertambah. Atau bisa didefinisikan dengan kata majemuk jalbul khoir atau sesuatu yang dapat membawa kebaikan. Ini berarti Barokah adalah kebaikan yang bersumber dari Allah yang ditetapkan terhadap sesuatu sebagaimana mestinya sehingga apa yang diperoleh dan dimiliki akan selalu berkembang dan bertambah besar manfaat kebaikannya. Kalau sesuatu yang kita miliki membawa pengaruh negatif, maka kita berarti tidak memperoleh barokah yang diidamkan itu.
Barokah dari harta yang kita miliki adalah bukan hanya harta itu bertambah banyak tetapi juga ketika melalui harta itu kita bisa lebih mendekatkan diri dan lebih bersemangat dalam kebaikan dan beribadah kepada Allah. Kalau mau lihat contoh real dari keberkahan harta, lihatlah Rosululloh dan para sahabatnya, mereka kaya, harta mereka banyak, tapi dengan semua itu tidak turun intensitas ibadah mereka hanya karena kesibukan untuk mengurus harta yang mereka miliki. Karena mereka hanya meletakkan harta di tangan mereka, tidak di hati mereka.
Barokah dari umur yang kita miliki adalah ketika Allah memberikan kemanfaatan terhadap waktu yang kita miliki dalam hal kebaikan, waktu yang kita punya senantiasa bermanfaat untuk kebaikan dunia dan akherat kita, kedua-duanya bukan hanya salah satu saja.Tidak sedikit orang yang mempunyai umur yang panjang, 80 tahun atau ada yang 100 tahun lebih (walaupun sedikit), tapi jarang yang selama hidupnya banyak memberikan kemanfaatan hidupnya untuk kebaikan. Keberkahan hidup yang Allah berikan bisa kita lihat salah satunya pada diri seorang Imam Nawawi, tahukah berapa umur beliau di dunia ?? beliau meninggal pada umur (kurang lebih) 35 tahun, tapi begitu banyak umat ini yang mengenal nama beliau karena kebaikannya, begitu besarnya kontribusi beliau untuk umat ini. Siapa yang tidak tahu Syarah ‘Arba’in Nawawi ? Riyadus Sholihiin dan kitab-kitab lain yang beliau tulis.
Barokah dari keluarga dan keturunan yang kita miliki adalah ketika mereka bisa menjadi penyejuk pandangan dan patner kita dalam beribadah, bukan malah sebaliknya menjadi hambatan dalam kita menunaikan kewajiban kita kepada Allah. Keberkahan yang Allah berikan tidak hanya diberikan kepada orang tua yang sholeh atau anak yang sholeh saja. Dalam Al Qur’an Allah menceritakan pada kisah Nabi Khidir dan Nabi Musa, ketika itu Nabi Khidir datang kepada suatu kaum dan melihat anak yatim yang rumahnya hampir roboh, dia (Khidir) kemudian membangun rumahnya kembali, apa alasannya ?? dalam ayat selanjutnya diterangkan bahwa alasannya adalah ‘karena orang tua anak itu adalah orang yang sholeh’ begitulah penjagaan dan keberkahan yang Allah berikan kepada hambaNya, bukan hanya kepada orang yang sholeh, tetapi juga kepada keluarganya. Oleh karena itulah Rosul mengajarkan untuk berdo’a kepada pengantin yang baru saja menikah supaya Allah memberikan barokah untuk rumah tangganya.
Barokallahu laka wa baroka alaika Wa jama’a bainakuma fii khaiir
Barokah dari makanan, — pernahkah anda sehabis makan terus kekenyangan, ngantuk…terus tidur ?? saya pernah … hehe, lho kok malah kesini… –. Makanan yang barokah adalah makanan yang bisa membawa kita untuk terus giat beribadah, bukan malah menjadikan malas, dan juga tidak membawa mudharat bagi kesehatan kita, untuk itu syariat menganjurkan untuk memilih makanan yang sudah jelas bukan hanya halalnya saja tapi juga toyyibnya.
Dan masih banyak barokah-barokah dari yang lain.Yang jelas barokah itu dari Allah, kita sebagai hamba hendaknya meminta agar mendapat keberkahan dari waktu kita, harta kita, keluarga dan keturunan kita (kalo yang sudah berkeluarga lho ya), makanan kita dan lain sebagainya. Kan sayang to kalau hartanya banyak, umurnya panjang, istrinya …… –mmm ga usah diterusin lah ya–, ilmunya banyak tapi tidak ada barokahnya, tidak bermanfaat sedikitpun untuk akherat kita.
……..walaupun hidup seribu tahun, kalau tak sembahyang apa gunanya …….
Last, inti dari tulisan ini ada dalam Surat Al A’raaf : 96, Allah berfirman “Kalaulah sekiranya penduduk negeri-negeri itu beriman dan bertaqwa, sungguh Kami akan bukakan atas mereka Keberkahan dari langit dan bumi. Akan tetapi mereka mendustakannya, maka kami siksa mereka dengan kedustaan itu.” Kunci untuk mendapatkan keberkahan itu adalah dengan adalah beriman dan bertaqwa secara benar dan nyata. Keimanan tidak cukup hanya kita meyakini dalam hati dan mengucapkan dengan lisan saja, tanpa ada bukti konkret dari pengamalan kita, tanpa ada kerja-kerja real yang kita lakukan, iman yang sempurna adalah ketika hati kita telah meyakini, lisan kita telah mengucapkan dan perbuatan kita telah membenarkannya. Realisasi dari taqwa kepada Allah adalah dengan berusaha menjaga Syariat Allah, yaitu mengamalkan apa yang telah Allah perintahkan dan menjauhi sejauh-jauhnya apa yang telah Allah larang. Semoga kita senantiansa dimudahkan Allah agar mendapatkan keberkahanNya.
Wallohu a’lam.
Sumber: http://greenleaves.wordpress.com/2008/01/09/sebuah-makna-barokah-yang-kadang-terlupakan/
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar