Di Jakarta, orang pasti masih ingat klub basket Waringin Kencana. Dalam kurun 1970 dan 1980-an, klub ini bahkan sempat disebut the dream team. Atau setidaknya, predikat itu pantas mereka sandang lewat kiprah mereka yang selama 10 tahun nyaris tak punya lawan sepadan di Indonesia. Meski sudah almarhum, namun namanya tetap harum.
Di klub itu, lahir dan besar bintang-bintan yang pantas disebut pemain legendaries Indonesia seperti Henry Pribadi, Sonny Hendrawan, Gatot Sugiarto. Belakangan, hadir pula pemain-pemain sekaliber Ali Susanto, Fery Chandra (Medan), Indarto dan Anton Sugiarto (Surabaya).Selama kiprahnya di percaturan bola basket nasional, kebesaran Waringin kemudian menjadi acuan tim-tim lain. Buktinya, mereka acap kali jadi rebutan klub-klub daerah untuk beruji coba.
Mereka, antara lain, ingin menjajal kehebatan Sonny Hendrawan, Pemain Terbaik Asia 1967. Pebasket yang sebelumnya bernama Liem Sien Siong ini juga top skorer Kejuaraan Asia IV yang berlangsung di Seoul, Korea itu. Saat itu, di bawah ring, center Ali Susanto dan Gatot Sugiarto siap memblok tembakan lawan. Ferry Chandra, Indarto, dan Henri Pribadi bertindak sebagai pencetak angka lewat penetrasi-penetrasi mematikan ke daerah pertahanan lawan.
Saking banyaknya bintang, joni Prananto salah satu pendiri Waringin memilih jadi pelatih.
Tapi, karena manajemennya digarap bersama-sama. Konflik internal pun kemudian muncul. Tambahan, para pemain sudah sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Maka, pada 1980 Waringin akhirnya membubarkan diri. Meski begitu, sinar Waringin tak pernah redup hingga kini. Harumnya nama Henry Pribadi, Sonny Hendrawan, Gatot Sugiarto dan lainnya tetap mewangi di seantero bola basket nasional. Buktinya, pada 1996 mereka kembali bergabung dengan bendera baru: Garuda Emas. Mereka tampil di berbagai turnamen veteran dunia
Sumber - coachsuryo.blogspot.com
Temukan semuanya tentang Bisnis & Promosikan Usaha Anda di Iklan Gratis
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar