Pembangunan rumah susun di Surabaya berjalan di tempat. Para pengembang kurang berminat membangun apartemen rusunami bagi masyarakat ekonomi bawah karena harga lahan tanah di perkotaan yang mahal, sementara nilai jual rumah susun dipatok maksimal hanya Rp 144 juta per unit.
“Berulang kali Menteri Negara Perumahan Rakyat hingga Wakil Presiden memerintahkan para pengembang untuk membangun apartemen rusunami milik (rusunami) bagi masyarakat ekonomi bawah di Surabaya. Tapi, tak ada pengembang yang tertarik,” kata Sekretaris Dewan Pengurus Daerah Real Estat Indonesia (DPD REI) Jawa Timur Nur Wakhid, Senin (1/3) di Surabaya.
Menurut Nur Wakhid, ketidaktertarikan para pengembang beralasan. Masalahnya, dengan harga patokan rusunami Surabaya Rp 144 juta per unit, para pengembang kesulitan membangun karena mahalnya lahan tanah di tengah kota. Selain itu, minat masyarakat Kota Surabaya terhadap hunian berkonsep vertikal sangat kurang.
Persyaratan pembangunan rusunami sama tak ada bedanya dengan pembangunan rumah susun komersial. “Padahal, harganya bertaut sangat jauh. Jika harga rusunami Rp 144 juta per unit, harga rumah susun komersial bisa mencapai Rp 400 juta hingga Rp 1 miliar,” ucapnya.
Dengan harga rusunami Rp 144 juta per unit, masyarakat Surabaya cenderung memilih membeli rumah dijual Surabaya berkonsep horisontal (landed house) dengan tipe 36 hingga 40. Karena itu, banyak warga Surabaya yang akhirnya membeli rumah di pinggiran kota atau di beberapa daerah dekat Surabaya seperti Sidoarjo dan Gresik.
Bergeser ke daerah pinggiran
Semakin minimnya fasilitas pemukiman serta mahalnya lahan tanah di Kota Surabaya mengakibatkan para pengembang cenderung membangun rumah dijual Surabaya di kawasan pinggiran. Hal ini terlihat dari volume pembangunan rumah sederhana sehat (RSH) di Jatim sebanyak 12.500 unit tahun 2009 lalu.
Tahun ini, pembangunan RSH di Jatim ditargetkan mencapai 20.000 unit atau sekitar 13 persen dari total pembangunan RSH secara nasional sebanyak 150.000 unit. “Masyarakat lebih memilih RSH karena harganya sebesar Rp 55 juta per unit lebih terjangkau,” kata Nur Wakhid.
Untuk pembangunan rusunami Surabaya, bulan Mei mendatang Pemprov Jatim mentargetkan pembangunan rusunami di daerah Jambangan, Surabaya selesai. Sejak tahun lalu, Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Jatim membangun 2,5 twin blocks berkapasitas 240 keluarga.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Pemprov Jatim Budi Susilo menyatakan, pembangunan rusun berukuran 28 meter persegi dengan lima lantai itu diperkirakan menghabiskan dana Rp 30 miliar . Rencananya, rusunami ini diperuntukkan bagi warga penghuni strenkali Surabaya.
Sampai akhir 2009 lalu backlog perumahan di Jatim mencapai 535.000 unit. Keterbatasan lahan menja di penghambat utama penyediaan pemukiman. Setiap tahun kebutuhan rumah di Jatim bertambah 24.000 unit, termasuk di Kota Surabaya.
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar