Penyakit lupa atau pikun sudah menjadi gejala umum bagi mereka yang memasuki usia senja. Apalagi, saat usia mulai mendekati 70 tahun, fungsi otak bakal lemot alias sering kehilangan daya ingat. Lupa mencari suatu benda sih masih wajar. Parahnya, ada, lo, yang sampai lupa dengan namanya sendiri.
Daya ingat ini memang seringkali menurun sejalan dengan penambahan usia. Maka, banyak orang yang akan memasuki usia senja rada was-was kalau tiba-tiba sering lupa. Mereka khawatir, jangan-jangan ini gejala pikun.
Kini memang semakin banyak ditemukan penderita penyakit lupa ingatan ini. Di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), misalnya, banyak tersangka korupsi didiagnosis mengidap lupa ingatan. Yang paling ramai diperbincangkan adalah sakitnya Nunun Nurbaeti, tokoh kunci dalam kasus suap pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Miranda Goeltom.
Isteri mantan Wakil Kapolri Adang Daradjatun ini divonis mengidap amnesia. la dianjurkan berobat lebih lanjut karena ditakutkan amnesia ini berlanjut menjadi demensia atau pikun.
Meski sama-sama penyebab lupa, amnesia berbeda dengan demensia. "Amnesia itu hanya gangguan memori. Sedangkan demensia disertai gangguan kognitif dan memicu penurunan kemampuan mengerjakan aktivitas sehari-hari," kata Rocsky Situmeang, dokter spesialis saraf Siloam Hospital Karawaci.
Gangguan memori itu bisa berlangsung jangka pendek dan jangka panjang. Pada gangguan memori jangka pendek, mereka tidak bisa mengingat informasi baru. Memori yang baru terjadi cenderung hilang, sedang ingatan yang sudah lama tertanam tetap bertahan. Tapi, hilang ingatan ini tidak mengganggu kecerdasan, pengetahuan umum, kesadaran, tingkat perhatian, penilaian, kepribadian atau identitas seseorang.
Secara umum, ada tiga macam amnesia. Pertama, anterograde amnesia yang ditandai ketidakmampuan mengingat peristiwa yang terjadi setelah menderita amnesia. Kedua, retrograde amnesia yakni ketidakmampuan memunculkan kembali ingatan tentang peristiwa masa lalu sebelum terkena penyakit amnesia.
Terakhir, dissosiative amnesia yakni jenis amnesia yang disebabkan oleh trauma atau stres yang menghasilkan ketidakruampuan untuk mengingat informasi pribadi yang penting.
Perbedaan ketiganya terletak pada ketidakmampuan mengingat kembali dan ketidakmampuan memunculkan kembali. "Penyebabnya bisa karena kerusakan otak, saraf, atau pengaruh obat-obatan, juga faktor psikologis," ujar Rocsky.
DemensiaSelain amnesia, penyakit lupa ingatan lainnya adalah demensia. Hanya saja, demensia lebih gawat daripada amnesia. Tidak hanya gangguan memori, penyakit demensia ini ditandai juga dengan kerusakan kognitif.
Pesakitan kasus korupsi juga banyak yang mengidap penyakit ini. Sebut saja Iskandar, mantan Bupati Lombok Barat yang tersangkut kasus tukar guling aset Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Barat. Saat diperiksa menjadi saksi pada 26 November 2008, Iskandar bahkan ngompol di persidangan dan berhalusinasi.
Mantan Presiden Soeharto juga didiagnosis Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) menderita demensia. Akibatnya, dia sama sekali tidak datang ke pengadilan untuk diadili.
Secara umum, ada dua tipe demensia, yakni demensia alzheimer dan demensia vaskuler. Pada tipe pertama, sel neuron otak akan mati perlahan, dan penyakit ini bersifat progresif alias bertambah berat. Selain merusak fungsi kognitif, demensia tipe ini biasanya terjadi pada seseorang yang berusia lebih dari 65 tahun.
Pada usia itu, fungsi kognitif mulai berkurang 15 persen. "Selanjutnya, setiap penambahan usia lima tahun, penurunan fungsi akan berlangsung dua kali lipat," kata Rocsky.
Sedangkan demensia vaskuler bisa disebabkan oleh stroke, trauma, atau radang otak. Maka, para pengidap penyakit hipertensi lebih berpotensi mengalami demensia. "Hipertensi menyebabkan peredaran darah tidak stabil. sehingga kerja otak terganggu dan bisa mengalami pikun," kata Rocsky.
Sayang, kerusakan kognitif ini sering diabaikan. Apalagi jika tidak disertai gejala demensia. Karena itu, penting untuk mengidentifikasi sejak dini adanya penurunan kognitif yang progresif.
Gejala demensia sebenarnya muncul secara perlahan. timumnya diawali dengan penurunan kemampuan otak yang berlangsung secara progresif pada memori. Penurunan fungsi otak itu menyebabkan berkurangnya kemampuan intelegensia, perhatian, konsentrasi, orientasi, serta menurunnya kemampuan memecahkan masalah.
Selain itu, kepribadian pasien jugaterpangaruh."Penyakitini juga menyerang mental sehingga ada perubahan perilaku," kata Mulyadi Tedjapranata, Direktur Medizone Clinic, Jakarta.
Yang patut diketahui juga, demensia ternyata bisa menyerang orang masih muda. Pemicunya bisa karena faktor genetik alias keturunan, misal, keluarganya pernah ada yang mengidap demensia.
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar