Mungkin bagi sebagian besar orang, shalat yang satu ini masih asing, karena sepertinya yang mempraktekkan shalat ini belum terlalu banyak, buktinya masih banyak juga Jamaah Masjid Al-Mujahidin yang masih suka terkecoh ketika kebanyakan jamaah berdiri setelah imam selesai menyampaikan kultum dalam rangkaian pelaksanaan shalat Isya dan Tarawih di masjid ini, mereka mungkin berpikir shalat Tarawih akan segera dimulai namun kenyataannya jamaah tersebut melakukan shalat sunnah terlebih dahulu sebanyak dua rakaat.
Sebenernya apa sih yang dimaksud dengan shalat iftitah dan seperti apa sih tuntunannya? Saya sendiri juga baru tau mengenai sunnah ini ketika kembali ke kampung halaman di tahun 1997, ternyata di masjid tempat saya tinggal juga baru beberapa tahun belakangan juga mempraktekkan sunnah ini. Mengutip dari berbagai sumber di internet saya mencoba mengingat kembali apa itu yang dimaksud dengan shalat iftitah dan seperti apa tuntunan dan do’anya. Pada beberapa tahun yang lalu, ketika saya masih aktif menjadi Panitia Gerakan Ramadhan di masjid ini, saya sempat mengutip do’anya dari catetan maupun literatur yang dimiliki oleh almarhum kakek saya dan memasukkannya kedalam Buku Panduan Gerakan Ramadhan Masjid Al Mujahidin, namun ketika saya mencoba lagi untuk mengingat dimana saya menyimpan file tersebut saya tidak lagi menemukan, akhirnya setelah googling beberapa situs, saya mendapati kutipan doa tersebut.
Berdasarkan beberapa definisi yang saya temui, Shalat iftitah adalah shalat 2 rakaat yang boleh dikerjakan sebelum melaksanakan qiyamul-lail. Bagi seseorang yang akan mengerjakan Qiyamul-lail boleh memulai dengan 2 rakaat shalat iftitah, tetapi boleh juga tidak. Jadi shalat iftitah itu hanya berhubungan dengan qiyamul-lail dan tidak ada hubungan dengan shalat-shalat sunnah yang lain.
Rasulullah bersabda:
“Apabila salah seorang dari kamu akan shalat pada waktu malam, hendaklah memulai shalatnya dengan 2 rakaat yang ringan” (HR. Ahmad dan Muslim).
“Apabila salah seorang dari kamu akan shalat pada waktu malam, hendaklah memulai shalatnya dengan 2 rakaat yang ringan” (HR. Ahmad dan Muslim).
Dari Aisyah berkata:
“Rasulullah apabila shalat pada wktu malam (qiyamul-lail) memulai shalatnya dengan 2 rakaat yang ringan” (HR. Ahmad, Muslim dan Abu Dawud).
“Rasulullah apabila shalat pada wktu malam (qiyamul-lail) memulai shalatnya dengan 2 rakaat yang ringan” (HR. Ahmad, Muslim dan Abu Dawud).
Adapun tata cara shalat iftitah adalah sebagai berikut, dimulai dengan takbir kemudian membaca doa sebagai berikut “subhanadzilmulki wal malakut wal izzati wal jabarut wal kibriyai wal adhomah” (maha suci Allah, dzat yang memiliki kemuliaan, kekuasaan, kebesaran dan keagungan)(HR. Thabrani) dilanjutkan dengan membaca surat al Fatihan tanpa membaca surat-surat Al Qur’an yang lain dan dikerjakan seperti shalat-shalat wajib. Kemudian setelah salam baru lah dilanjutkan dengan shalat qiyamul lail yang pada bulan Ramadhan dikenal juga sebagai shalat Tarawih.
Demikian rangkuman dari beberapa sumber yang saya temui, mohon koreksinya apabila rangkuman diatas kurang tetap dan tidak sempurna. Semoga bermanfaat dan kita dapat meraih keutamaan-keutamaan Ramadhan.
Sumber: http://hattatilan.wordpress.com/2009/08/24/ramadhan-1430h-shalat-iftitah/
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar