Pertama, perusahaan asuransi menerapkan hukum bilangan besar. Filosofinya, risiko dan ketidakpastian semakin kecil bila jumlah yang diasuransikan mengalami peningkatan. Semakin besar jumlah orang yang masuk program asuransi jiwa, akurasi perkiraan terhadap kemungkinan kerugian asuransi semakin mudah dilakukan. Pada kondisi ini, perusahaan asuransi mampu mengantisipasi klaim asuransi di kemudian hari secara lebih akurat. Semain besar kelompok yang diasuransikan , kerugian yang akan dialami kelompok tersebut lebih mudah untuk diprediksi.
Contohnya, perusahaan PT asuransi akan menghadapi risiko besar ketika harus menutup pertanggungan asuransi bagi satu orang senilai Rp 100 juta selama satu tahun. Ketika jumlah orang yang diasuransikan mencapai 500 orang, tingkat ketidakpastian akan menurun meskipun risiko munculnya kejadian meninggal dunia tetap ada. Jika 500.000 berasuransi dalam satu kelompok , rata-rata tingkat fluktuasi kematian akan semakin menurun. Dengan demikian, perusahaan asuransi jiwa mampu mengantisipasi klaim asuransi secara lebih akurat.
Kedua, perusahaan asuransi jiwa menghitung premi berdasarkan hasil statistik dalam tabel tingkat mortalitas. Ini berbicara tentang tingkat mortalitas atau kematian pada setiap tingkatan usia. Tabel statistik ini merupakan catatan mortalitas yang diobservasi pada periode waktu sebelumnya. Dari hasil observasi, perusahaan asuransi membuat angka rata-rata sebagai tolak ukur untuk pembuatan ilustrasi probabilitas tingkat harapan hidup pada setiap kelompok usia.
PT asuransi menggunakan tabel mortalitas sebagai elemen utama dalam menghitung premi asuransi. Selain itu, perhitungan didasarkan pada besarnya biaya administrasi, biaya distribusi dan asumsi tingkat suku bunga. Besarnya elemen nonmortalitas ini bergantung pada kebijakan setiap perusahaan asuransi.
Secara umum, penentuan tingkat premi setiap perusahaan asuransi jiwa mengacu pada empat prinsip, yakni
(1) premi asuransi akan dihitung dengan mempertimbangkan besarnya sebuah kelompok tertanggung. Prinsip rata-rata dan probabilitas hanya dapat berjalan jika diterapkan pada kelompok yang cukup besar. Semakin besar sebuah kelompok tertanggung, perhitungan preminya semakin mendekati hasil yang diperkirakan
(2) meskipun tidak diketahui kapan dan bagaimana setiap anggota kelompok akan meninggal dunia nantinya, pengalaman masa lalu cukup baik digunakan sebagai pedoman perkiraan di masa depan
(3) perusahaan asuransi jiwa membayar klaim polis asuransi jiwa yang diterbitkan dari sekumpulan dana hasil kontribusi para pemegang polis
(4) setiap peserta berkontribusi pada akumulasi dana sesuai dengan tingakt risiko yang dimilikinya. Orang yang berusia lebih lanjut akan membayar tingkat premi lebih tinggi ketimbang mereka yang berusia lebih muda.
Dengan mengetahui cara perhitungan premi, seyogyanya kita menyadari bahwa kesadaran aktif untuk berasuransi sejak dini amat menentukan besarnya premi yang harus kita bayar. Pengelolaan risiko keuangan adalah wujud tanggung jawab kita kepada keluarga. Cara bijaknya adalah memindahkan risiko keuangan kepada perusahaan asuransi dengan membeli produk asuransi jiwa. Ini untuk mengurangi beban keuangan di masa mendatang akibat munculnya kemalangan/musibah dan ketidakpastian. Jangan tunda keputusan untuk berasuransi karena datangnya musibah tak pernah bisa diduga. Segera hubungi perusahaan asuransi atau agen asuransi yang anda kenal.
arsasi.wordpress.com
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar