Menghilangkan Kebiasaan Buruk dalam Membaca

Bookmark and Share
Pada beberapa tulisan sebelumnya, saya telah menjelaskan hambatan-hambatan dalam membaca cepat. Hambatan ini terdiri dari berbagai jenis mulai dari rendahnya konsentrasi, minat yang kurang sampai kebiasaan-kebiasaan buruk dalam membaca. Pada posting berikut, saya akan berkonsentrasi untuk membahas apa saja kebiasaan buruk dalam membaca dan bagaimana cara menghilangkan kebiasaan tersebut.
Disadari atau tidak, setiap orang membawa kebiasaan membaca yang buruk sehingga memperlambat kecepatan baca. Kebiasaan buruk yang lazim dimiliki orang adalah sebagai berikut:
  • Vokalisasi
  • Gerakan Bibir
  • Gerakan Kepala
  • Regresi
  • Sub Vokalisasi
Kita akan membahas satu persatu bagaimana kebiasaan tersebut menghambat dan bagaimana cara menghilangkannya.

1. Vokalisasi

Sesuai namanya, vokalisasi berarti melafalkan apa yang dibaca. Tingkat vokalisasi ini berbeda-beda pada tiap orang termasuk tinggi rendahnya bunyi yang dilafalkan. Kebiasaan vokalisasi saya duga muncul ketika pertama kali kita belajar membaca dan diminta melafalkannya. Masih ingatkah Anda kalimat-kalimat berikut ketika belajar membaca di masa kanak-kanak dulu?
Ini Budi
Ini Ibu Budi
Ini Bapak Budi
Ya, Anda diminta melafalkannya keras-keras di depan kelas. Secara tidak sadar Anda terus melafalkan apa-apa yang dibaca meskipun kini suaranya sudah lebih pelan.
Vokalisasi akan menyebabkan kecepatan baca turun drastis menjadi setara kecepatan berbicara. Kecepatan bicara ini sangat lambat sekitar 120 kata per menit (word per minute/wpm) bahkan jika Anda termasuk orang yang berbicara dengan cepat sekalipun.
Menghindari vokalisasi cukup mudah. Setiap kali membaca, ambil sebuah pensil atau ballpoint dan letakkan diantara kedua bibir Anda. Mulailah membaca dan rasakan kapan bibir Anda mulai bergerak untuk berbicara dan pensil atau ballpoint terjatuh. Sadari kondisi tersebut dan letakkan kembali pensil atau bollpoint diantara kedua bibir Anda. Lanjutkan membaca dan pastikan pensil tidak terjatuh kembali.
Lakukan hal ini terus menerus dalam beberapa minggu sampai Anda bisa menghilangkan kebiasaan melafalkan bahan bacaan tanpa perlu menggunakan pensil diantara kedua bibir.

2. Gerakan Bibir

Gerakan bibir sangat mirip dengan vokalisasi. Bedanya adalah jika vokalisasi mengeluarkan suara, maka pada gerakan bibir hanya ada gerakan saja tanpa disertai suara. Karena alat berbicara yang digunakan pada dasarnya sama yakni menggunakan bibir dan lidah Anda, maka dapat dipastikan kecepatan membaca dengan cara ini juga setara dengan kecepatan berbicara.
Coba Anda amati orang-orang di sekitar Anda, apakah ada yang membaca tapi bibirnya terus menerus bergerak seperti melafalkan sesuatu? Perhatikan pula apakah diri Anda melakukan hal yang sama. Jika ya, maka itulah yang dinamakan gerakan bibir. Kebiasaan ini muncul sama seperti vokalisasi yakni ketika kita mulai belajar membaca dan terbawa sampai sekarang. Bedanya kalau dulu harus dilafalkan keras-keras, maka sekarang cukup dengan gerakan bibir tanpa bersuara.
Cara menghilangkan kebiasaan buruk ini sama dengan cara menghilangkan vokalisasi. Gunakan pensil atau ballpoint di antara kedua bibir Anda ketika membaca. Jika pensil tersebut jatuh, maka dapat dipastikan bibir Anda bergerak. Ulangi kembali dan teruskan membaca dengan cara tersebut sampai Anda bisa menghilangkan gerakan bibir bahkan ketika sudah tidak menggunakan pensil sebagai alat bantu.

3. Gerakan Kepala

Kebiasaan berikut ini relatif lebih ringan dari kedua kebiasaan yang pertama. Kebiasaaan buruk berikutnya adalah menggerakkan kepala dari arah kiri secara teratur perlahan-lahan bergerak ke kanan mengikuti alur bahan bacaan. Gerakan kepala ini seringkali dilakukan pula bersamaan dengan pola gerakan mata dengan alur yang mirip.
Gerakan kepala dalam membaca akan mengurangi kecepatan baca karena Anda membutuhkan waktu tertentu untuk melakukannya. Sebenarnya tanpa menggerakkan kepala seperti itu bahan bacaan sudah dapat terlihat dan terbaca. Namun dengan gerakan kepala biasanya seseorang ingin memastikan bahwa apa yang dibaca sebelumnya telah lewat dan gerakan tersebut mengindikasikan proses perpindahan ke bahan bacaan berikutnya.
Kebiasaan menggerakkan kepala muncul dari kebiasaan membaca per suku kata atau membaca kata per kata. Pada proses membaca seperti ini, bahan bacaan dikelompokkan dalam satuan terkecilnya yakni kata per kata atau bahkan Cuma per suku kata. Dengan demikian kecepatan baca akan terbatas meskipun tidak selambat orang yang membaca dengan vokalisasi atau gerakan bibir.
Dengan menghilangkan kebiasaan ini biasanya sekaligus akan menghilangkan kebiasaan membaca kata per kata dan mulai berusaha menangkap beberapa kata sekaligus.
Cara menghilangkan kebiasaan buruk ini dengan menempatkan jari di pipi kanan Anda ketika membaca. Lakukan hal tersebut dan rasakan ketika kepala Anda mulai bergerak dan jari Anda mulai menekan pipi. Ketika itu terjadi maka sadarilah bahwa Anda telah menggerakkan kepala dan hindari hal tersebut. Ulangi terus sampai 2-3 minggu sampai Anda bisa menghilangkan kebiasaan menggerakkan kepala tadi.
Jika menggunakan jari kurang efektif, coba pakai pensil yang ditempatkan pada pipi Anda. Biasanya tekanannya akan lebih terasa dan Anda lebih mudah menyadari kapan telah melakukan gerakan kepala. Selamat mencoba.

4. Regresi

Regresi adalah sebuah kebiasaan membaca bahan bacaan kemudian mengulangnya kembali karena khawatir apa yang baru saja dibaca tidak terpahami. Regresi paling sering dialami mahasiswa yang akan menghadapi ujian apalagi jika sebelumnya tidak punya persiapan. Ketika membaca suatu paragraf akan muncul perasaan kurang yakin bahwa paragraf tersebut telah dimengerti kemudian berusaha mengulang lagi dari awal paragraf atau awal baris sampai beberapa kali.
Ternyata kebiasaaan regresi ini cukup dominan dimiliki seseorang meskipun sudah bisa membaca lebih cepat dari orang kebanyakan. Regresi diangkap suatu cara untuk memastikan pemahaman akan bahan bacaan. Dalam satu halaman, seseorang bisa melakukan regresi 20 sampai 25 kali.
Pada pembaca cepat, regresi juga masih terjadi meskipun dalam frekuensi yang lebih jarang. Untuk menghindari regresi dapat dilakukan dengan berusaha membaca secepat mungkin. Selain itu Anda dapat menggunakan selembar kertas yang digunakan untuk menutupi baris yang sudah dibaca sebelumnya. Dengan cara ini tidak ada kesempatan untuk melihat lagi baris yang sudah dilewati.
Apakah kita tidak boleh melakukan regresi? Bukankah pengulangan dibutuhkan untuk memahami suatu bacaan?
Jawabannya adalah Anda boleh mengulang tapi setelah menyelesaikan suatu bab atau suatu bagian tertentu yang cukup besar. Pengulangan seperti ini diperlukan untuk menguatkan apa-apa yang sudah dibaca untuk diingat dan dipahami dengan baik. Pengulangan jenis ini tidak sama dengan regresi dan akan saya bahas pada posting berikutnya tentang teknik membaca buku teks ataupun buku-buku lain yang relatif tebal.

5. Sub Vokalisasi

Dari namanya kebiasaan buruk yang satu ini punya kemiripan dengan vokalisasi. Bedanya adalah, jika vokalisasi melafalkan bahan bacaan dengan bersuara, maka sub vokalisasi adalah membaca di dalam hati. Ketika melakukan proses membaca Anda membaca dalam hati baik kata per kata, per kelompok kata, atau pun membaca dalam hati dengan cepat.
Sub vokalisasi termasuk yang paling sulit diatasi bahkan oleh pembaca cepat sekalipun. Secara natural ini terjadi dalam diri setiap orang. Sub vokalisasi akan mengganggu jika kecepatan baca Anda menjadi cenderung rendah karena terlalu “menghayati” kata per kata. Adapun bagi pembaca cepat, sub vokalisasi biasanya tidak lagi kata per kata melainkan suatu konteks pemahaman yang “didiktekan ulang” dalam hati atau pikiran Anda.
Dalam proses membaca cepat, indra utama adalah mata yang menangkap kata-kata dan mengirimkan secara cepat ke otak. Otak baik secara sadar maupun di bawah sadar akan memproses kata-kata dan informasi yang masuk dengan sangat cepat. Secara prinsip, semakin cepat Anda mentransfer informasi ke otak, maka semakin cepat proses membaca terjadi.
Untuk menghilangkan sub vokalisasi dapat dilakukan dengan cara membaca secepat-cepatnya melebihi kecepatan Anda biasanya. Dengan cara ini biasanya sub vokalisasi tidak memiliki kesempatan untuk mendiktekan ulang. Pada awalnya mungkin akan ada pengertian atau pemahaman yang hilang. Tapi lama kelamaan sub vokalisasi akan jauh berkurang dan Anda pun akan menjadi pembaca yang jauh lebih cepat.
Demikianlah beberapa kebiasaan buruk dalam membaca yang umum dimiliki seseorang dan cara-cara menghilangkannya. Dengan latihan yang rutin dan serius, saya yakin Anda akan dapat menghilangkan kebiasaan tersebut sehingga membantu Anda menjadi seorang pembaca cepat.
Selamat mencoba.
Anda punya pengalaman tentang membaca cepat ataupun cara menghilangkan kebiasaan buruk ini? Silakan sampaikan pendapat atau pengalaman Anda.
http://www.muhammadnoer.com

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar

Powered By Blogger