MEMBINA RELASI ANTARMANUSIA (People Skill) - Dasar Wirausaha Sukses

Bookmark and Share
Pernahkah Anda mendengar atau membaca ada seseorang yang memiliki motto dalam kehidupannya: “Seribu teman terlalu sedikit, dan seorang musuh terlalu banyak!”? Mungkin orang itu adalah sahabat, teman, saudara, orang lain atau bahkan orang yang tidak Anda kenal. Baiklah, mari kita renungkan! Memang sangat menyenangkan kalau kita memiliki banyak sahabat. Juga sangat menyenangkan kalau kita tidak memiliki musuh.  Rasanya dunia ini aman, tenteram dan bahagia!
Nah, bagaimana kita dapat memperoleh banyak teman dan tidak memiliki musuh? Lebih sederhananya, bagaimana kita bertindak agar disenangi oleh orang lain? Kunci keberhasilan membina relasi dengan orang lain ternyata telah dipelajari dan dilakukan oleh banyak orang yang telah sukses membangun bisnis maupun kehidupannya. Banyak catatan dan laporan mengenai orang-orang sukses yang ternyata juga menerapkan prinsip-prinsip membina relasi dengan orang lain. Mereka disukai oleh orang lain, sebaliknya mereka juga menyukai orang lain.
David J. Schwartz, melaporkan dalam bukunya yang terkenal, “Berpikir dan Berjiwa Besar”, bahwa senator paling berpengaruh sejak Perang Dunia II,  yang kemudian menjadi Presiden Amerika Serikat 1963-1969, Lyndon B. Johnson memiliki  daftar prinsip-prinsip dan aturan untuk berelasi dengan orang lain. Daftar aturan itu tidak hanya disimpan dan dilupakan tetapi jelas-jelas setiap hari dibaca dan dilakukan dalam kehidupannya.  Kesepuluh daftar aturan itu jika diteliti ternyata sudah dimanfaatkan oleh Dale Carnegie, dalam pelatihan-pelatihannya sejak 1912. Kemudian ditulisnya dalam buku yang menjadi best seller, “Bagaimana Mencari Kawan dan Mempengaruhi Orang Lain”. Banyak orang mengakui prinsip-prinsip dasar membangun relasi antarinsan itu  telah menjadi mukjizat karena mampu mengubah kehidupan mereka menjadi sukses.
Bagaimanakah prinsip-prinsip kehidupan yang membuat hidup kita sukses baik sebagai wirausahawan maupun sebagai manusia pada umumnya? Ada 9 prinsip membangun relasi antarmanusia, 12 prinsip membangun kerjasama yang tulus dan antusias, dan 9 prinsip kepemimpinan, yang hingga kini masih tetap menjadi salah satu bagian  materi utama pelatihan-pelatihan Carnegian. Justru materi utama itulah yang menjadi kekuatan bagi hampir keseluruhan materi pelatihan yang dikemas oleh penerus cita-cita  Dale Carnegie.
Adapun kesembilan prinsip membangun relasi antarmanusia  itu adalah sebagai berikut:
  1. Hindari kebiasaan menyalahkan, mengomeli, dan mengritik orang lain (salahkan omeli kritik = SOK). Banyak orang melihat kesalahan seseorang  sebagai suatu aib yang mengganggu ketenangan hidupnya.  Reaksi orang pada umumnya jika melihat seseorang melakukan kesalahan, akan menyalahkan, mengomeli dan mengritik, sehingga orang yang melakukan kesalahan itu merasa tersinggung bahkan sakit hati. Kalau demikian hubungan dengan orang itu menjadi retak, berlangsung tidak baik, bahkan jika kondisinya sudah memburuk, hubungan pun putus. Dampak selanjutnya, jika kita melakukan hal itu, maka  orang tidak senang bergaul dengan kita. Akibatnya tali silaturahim putus dan putus pulalah rezeki.  Memang, melakukan  kesalahan itu tidak menyenangkan. Namun siapa yang mau disalahkan, diomeli bahkan dikritik? Setiap orang tentu tidak suka. Kita sendiri pun tidak suka jika ada orang yang menyalahkan mengomeli dan mengritik kita, walaupun jelas-jelas kita melakukan kesalahan. Nah, jika kita sendiri tidak senang disalahkan, diomeli dan dikritik, maka tentu saja orang lain juga tidak suka diperlakukan seperti itu. Maka, sebaiknya tidak kita lakukan!
Lha kalau orang lain berbuat salah apakah kita tidak perlu mengingatkannya sehingga kesalahan dapat diperbaiki? Benar! Namun ada caranya! Tidak secara langsung melakukan teguran dengan menyalahkan, mengomeli atau mengritik, tetapi akan lebih bijak jika kita panggil dan dalam pertemuan empat mata, kita katakan dengan cara yang tidak menyinggung perasaannya. Misalnya saja, jika kita sudah berada dalam suatu ruangan yang tidak diketahui orang lain, kita katakan dengan nada bersahabat, “Har, konter itu akan lebih menyenangkan jika bersih, teratur dan rapi, tidak berantakan dan kotor!” Atau, “Neng, tas itu akan lebih baik jika digantung di dinding daripada diletakkan begitu saja di lantai!”  Jika terpaksa mengritik, kritiklah perilaku atau perbuatannya, bukan orangnya. Misalnya, “Saya tidak suka dengan sikapmu yang  tidak menghargai waktu!”
  1. Hargailah orang lain secara jujur dan tulus. Siapa yang tidak suka dihargai atau dipuji? Apalagi kalau pujian dan penghargaan itu dilakukan secara tulus! Tentu kita semua merasa senang. Kalau kita sendiri merasa senang dihargai, maka orang lain pun juga akan senang dihargai. Nah, bagaimana kita dapat menghargai orang lain secara jujur dan tulus, tidak terkesan asbun (asal bunyi) dan basa-basi saja? Ada kuncinya! Selalu berikan alasan dan impresi/kesan jika Anda memberikan penghargaan pada orang lain. Misalnya, “Saya sangat menghargai Anda, karena Anda selalu mengirim barang pesanan kami tepat waktu. Saya yakin, jika hal itu Anda lakukan, perusahaan Anda pasti cepat maju dan berkembang!” Atau misalnya, “ Saya suka penampilan Anda yang selalu segar, rapi dan antusias!”
Hal-hal yang dapat membantu kita memberikan penghargaan kepada orang lain adalah hal-hal atau barang-barang yang dimiliki, penampilan, sikap, dan kejadian-kejadian yang mengesankan. Lewat hal-hal yang disebutkan itu, kita dapat menghargai orang tersebut. Misalnya saa, “Laptop Anda bagus ya!”  Atau “Humor Anda menyegarkan dan tidak katro!”
  1. Doronglah keinginan orang lain untuk maju dan berhasil. Pada suatu hari Anda didatangi oleh seseorang untuk meminta pertimbangan Anda karena hatinya sedang kalut, kacau dan penuh keraguan. Atau barangkali Anda pernah melihat rekan kerja Anda merasa tidak berdaya, tidak berani dan hampir putus asa menghadapi kesulitan. Anda dapat membangkitkan semangatnya dan mendorong dia untuk berani melakukan terobosan, mengalahkan dirinya. Anda dapat mengatakan, “Ayo, kamu bisa! Kamu mampu kok!” Atau, “Apa pun yang terjadi, aku tetap mendukungmu!” Kata-kata itu sungguh akan sangat berpengaruh untuk membangkitkan semangatnya, sehingga dia berani melangkah maju dan berkembang.
  2. Berikan perhatian yang sungguh-sungguh pada orang lain. Memberi perhatian pada orang lain tidak harus berupa hal-hal spektakuler dan besar. Kecil tidak apa, asal bersumber pada hati yang tulus. Mungkin berupa ucapan selamat pagi, siang, sore. Ucapan selamat ulang tahun pada peringatan hari lahirnya. Atau sekedar menanyakan keadaan keluarganya. Pernah terjadi, gara-gara seorang pimpinan perusahaan memiliki kebiasaan mengirimkan ucapan selamat ulang tahun kepada setiap anak buahnya, maka pada saat perusahaan itu mengalami kesulitan para karyawan itulah yang membelanya mati-matian.
  3. Senyum. Kata orang, senyuman adalah, “sedikit lengkungan di bibir yang menyelesaikan banyak masalah”. Percaya atau tidak kekuatan senyuman amat luar biasa. Senyuman, terlebih yang diberikan secara tulus, dapat menjadi pencair hubungan yang beku, pemberi semangat dalam keputusasaan, pencerah suasana muram, bahkan obat penenang jiwa yang resah. Senyuman juga merupakan isyarat untuk membuka diri dengan dunia sekeliling kita, termasuk relasi dan rekanan kita.
  4. Ingatlah nama orang lain. Konon, nama seseorang merupakan bunyi yang paling merdu dan paling penting dalam segala bahasa. Anda akan sangat dihargai jika menyebutkan nama orang yang Anda ajak bicara, daripada hanya menyebutkan dengan panggilan “Pak” atau “Bu” saja.  “Saya senang sekali jika Pak Asykur berkenan hadir untuk membicarakan kerjasama bisnis kita pada hari Kamis siang jam 13.30 di kantor saya!” Akan lebih disenangi daripada kita hanya sekedar menggantikannya dengan sebutan “Bapak” saja.
  5. Jadilah pendengar yang baik. Banyak orang lebih suka didengarkan daripada mendengarkan. Tuhan telah memberikan kita dua telinga dan satu mulut. Itu berarti kita harus lebih banyak mendengarkan daripada berbicara. Dengan mencurahkan perhatian pada segala ucapannya, secara tidak langsung kita juga mendorong dia untuk berbicara lebih banyak tentang dirinya. Untuk bisa mendengarkan dengan baik, pastikan  Anda dalam keadaan betul-betul rileks dan bisa menangkap utuh pembicaraannya. Tatap wajahnya. Tak perlu menyela, mengkritik apalagi menghakimi. Biarkan dia menuntaskan pembicaraannya. Hal ini memudahkan Anda memberikan tanggapan yang tepat setelah itu. Tidak harus berupa diskusi atau penilaian, sekedar ucapan terimakasih pun akan terdengar manis baginya.
  6. Berbicaralah sesuai minat orang lain. Pembicaraan akan menjadi asyik dan menyenangkan jika hal itu menyangkut minat dan kesenangan orang yang Anda ajak bicara, lebih-lebih relasi dan rekanan bisnis Anda. Oleh karena itu carilah informasi hal-hal yang disukai dan menjadi minat lawan bicara Anda. Jika seseorang itu senang olah raga, carilah informasi sebanyak-banyaknya tentang olah raga kegemarannya, kemudian ajak dia bicara tentang olah raga itu. Jika pembicaraan sudah hangat dan antusias, Anda akan dianggap sebagai lawan bicara yang menyenangkan. Selanjutnya, terserah Anda untuk meningkatkan relasi itu ke arah bisnis atau sekedar persahabatan.
  7. Buat orang lain merasa dirinya penting. Kalau Anda dipersilakan duduk pada deretan kursi bertanda VIP (Very Important Person) atau VVIP (Very Very Important Person) Anda dianggap sebagai orang penting. Anda dihargai, dihormati. Tentunya Anda merasa senang. Perlakuan serupa juga akan membuat relasi dan rekanan Anda  merasa senang. Oleh karena itu dalam setiap pembicaraan atau pertemuan, perlakukan orang lain sebagai orang yang sangat penting. Hal itu akan berdampak lancarnya relasi Anda yang pada gilirannanya akan banyak memberikan keuntungan bagi Anda.
Kesembilan prinsip itu jika dilakukan setiap hari dan telah menjadi kebiasaan apalagi watak kita maka kita tentu akan menuai buah-buah keberlimpahan. Putuskanlah untuk membuat kesembilan prinsip itu menjadi bagian hidup Anda. Jika Anda melakukannya dengan tulus tanpa pamrih di sepanjang hidup Anda  ada 7 hal yang pasti akan terjadi.
  1. Anda akan mempunyai banyak teman.
  2. Anda akan lebih berpengaruh; lingkaran pengaruh Anda meluas.
  3. Anda akan lebih maju dalam karir dan pekerjaan/bisnis  Anda.
  4. Dalam jangka panjang, penghasilan Anda akan meningkat.
  5. Anda akan menjadi orang yang lebih bahagia.
  6. Mutu kesehatan Anda akan meningkat.
  7. Anak-anak Anda akan terinspirasi melalui teladan Anda menuju suatu jenis kehidupan yang bermakna, bahagia dan sukses.
http://www.perrytristianto.com

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar

Powered By Blogger