Rahasia Kekuatan Jempol Kaki Sang Balerina

Bookmark and Share
Alunan musik orkestra sayup-sayup terdengar, tak berselang lama muncullah ballerina tampil dengan gerakan lemah gemulai. Begitu indahnya, bertumpu ujung jempol kaki, balerina itu bisa berdiri, menari-nari dan melompat ke sana-kemari.

Menakjubkan, ujung jempol mampu menopang seluruh tubuh yang sedang bergerak–gerak. Apa rahasianya?

Setelah diteliti, ternyata balet berhubungan erat dengan fisika. Hal itu terungkap saat di adakan pertemuan besar di World Conggress Building Atlanta, Amerika Serikat. Banyak topik yang dibahas di sana, salah satunya Physics of Dance.

Tarian itu dibahas karena balet dianggap tak sekedar seni. Gerakan balet yang dinamis merupakan gabungan logika dengan intuisi, persepsi analitik dengan perasaan, serta gabungan pengertian holistik dengan pemikiran, langkah demi langkah. Di situlah hukum fisika berperan.

Pada tarian balet terkenal ‘The Nutcracker’ seorang balerina (penari balet) memulai tariannya dengan berjinjit seimbang pada satu kaki dan tangan terangkat ke atas. Kaki yang lain terangkat ke belakang. Pada keseimbangan yang dikenal dengan namaarabesque on pointe itu, penari bertumpu pada daerah yang sangat kecil.

Menurut hukum keseimbangan, posisi berdiri diatas daerah kecil (on pointe) bisa tercapai jika pusat berat balerina berada tepat di atas titik tumpunya. Pada posisi yang dipopulerkan oleh Marie Taglioni pertengahan abad ke-19, gaya berat berada satu garis dengan titik tumpunya.

Gerakan yang memukau lainnya, grand jet. Penari seolah-olah terbang mendatar pada ketinggian tertentu. Ilusi terbang disebabkan karena hampir separuh dari waktu terbang penari berada pada ketinggian di atas sepertempat posisi puncak.

Apabila grand jet berlangsung selama 0,8 detik dan tinggi maksimum 40 cm, maka selama 0,4 detik penari akan berada pada ketinggian antara 30 cm sampai 40 cm.

Karena berada cukup lama di udara (disekitar puncak) maka penari akan tampak seperti terbang. Penari akan memperkuat ilusi terbang ini dengan mengangkat dan merentangkan kedua kakinya selebar mungkin serta menggerakan beberapa anggota tubuhnya agak ke atas. Selesai melakukan grand jet penari mendarat pada lantai lentur dengan lutut ditekuk.

Penerapan hukum Fisika pada gerakan balet dapat menghasilkan sesuatu yang berguna, mengejutkan, dan mendorong orang lebih menghargai balet.

Apa yang dinyatakan para ahli itu diakui Fanny Wijaya seorang peserta sanggar Ratna Ballet School Jakarta.

Menurut Fanny, tarian balet memang didominasi gerakan kesimbangan dan lompatan. Berdiri di atas ujung jempol kaki ciri khas tarian dan merupakan salah satu teknik balet. Maka dari itu, lanjut Fanny ballet sangat membutuhkan kekuatan di ujung jempol kaki.

“Rahasianya hanya berlatih dengan giat dan tekun,” kata gadis beusia 21 tahun itu.

Proses untuk bisa tampil dengan ujung jempol harus melalui proses latihan. Waktunya tergantung kemampuan masing- masing penari. Fanny sendiri berlatih balet sejak usia 11 tahun. Selain teknik latihan yang benar, penari balet wajib menggunakan sepatu yang didesign khusus disebut ‘point shoes’.

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar

Powered By Blogger